Belakangan ini saya
mengenal seseorang yang selalu saja pesimis, setelah kutelusuri, dulu dia
adalah orang yang memiliki banyak mimpi besar, namun dia sangat malas dan
begitu cepat pesimis. Mimpinya begitu banyak tapi dia tidak memiliki usaha yang
besar untuk mencapai itu.
Dia mempunyai mimpi
kuliah di Luar Negeri, menginjakkan kaki di UK, Jepang, dan Negara-negara indah
lainnya yang terkenal dengan teknologi modernnya, terkenal dengan kualitas
pendidikannya. Namun, lagi-lagi dia sangat malas untuk berusaha dan selalu saja
menunda untuk berusaha. Padahal, dari ceritanya dia cukup tahu apa yang harus
dia persiapkan.
Sifat orang ini akan mengingatkan
kita pada ayat Allah yakni surat Ar-Ra’d ayat 11, yang artinya “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
Menjadi bahan
perenungan kita, bagaimana mungkin kita bisa meraih mimpi kita kalau kita hanya
meletakkannya di kepala sebagai hiasan, sebagai pengisi waktu luang, sebagai
angan-angan menyenangkan yang bisa menghibur di kala penat. Dream will come
true ? No, If we just thinking no
action.
Akhirnya, mimpi keluar
negeri memang hanya menjadi hiasan karena tidak ada usaha dan keberanian untuk
mencapainya. Walaupun begitu, dia tetap melanjutkan kuliahnya di tempat yang
cukup baik dari tempat sebelumnya tetapi bukan di luar negeri hanya di luar
pulau saja.
Saking pesimisnya juga,
dia ini melanjutkan kuliahnya tanpa sempat mendaftar beasiswa ke donor, bahkan
mengajukan untuk donor yang sangat terkenal di kalangan mahasiswa hanya jadi
mimpi dia juga. Padahal jauh sebelum lulus S1 dia sudah membuat perencanaan
yang sangat matang untuk mendaftar beasiswa tersebut, sampai mengikuti kursus
bahasa yang merupakan salah satu syarat administrasinya.
Ya, bisa dibilang
ketika kita bermimpi jangan pernah mengikutkan pesimis ke dalam ruang
hati kita. Percaya bahwa Allah punya begitu besar kekuatan untuk mengabulkan
doa hambanya dan membuat mimpi hambanya menjadi kenyataan. Pesimis adalah nama
lain dari putus asa bukan? Allah sangat membenci orang-orang yang berputus asa.
Hari ini saya mendapat
kabar gembira dari teman saya itu, katanya beliau mendapatkan beasiswa untuk
program studinya. Saya melihat beliau biasa-biasa saja dalam menyampaikannya,
namun dari matanya dan tekanan suaranya bisa tersampaikan bahwa dia bisa
berhasil melepas salah satu beban biaya dari Ibunya, karena ternyata selama
melanjutkan pendidikan, sudah beberapa kali dia ingin cuti untuk mencari
beasiswa dulu namun tidak dibolehkan oleh ibunya, alhasil dia bekerja sambil
kuliah. Namun,karena memang biaya sekolahnya sangat mahal, ya tetap saja uang
SPP ibu yang mengcover.
Lalu apa yang dia
lakukan ketika mimpinya tak terwujud?
Katanya sih, awalnya
memang stress dan pusing. Ditambah lagi memang dia memiliki teman-teman yang
hebat, teman yang akhirnya meraih mimpi mereka bersekolah ke luar negeri dan
mendapatkan beasiswa full untuk kuliah mereka.
Namun, akhirnya dia
mengikhlaskan semuanya. Dan dia membagikan tips untuk menghindari sifat
pesimis. Salah satunya adalah melawannya dengan optimis. Dia pun bercerita,
sebelum mendapat beasiswa di tahun ini, dia banyak berserah diri kepada Allah
SWT. Berprasangka baik kepada Allah SWT. Dan juga dia sangat terbantu dengan
adanya program ODOJ di salah satu organisasi yang dia tekuni, dengan program
ini, dia menjadi orang yang teratur dalam memanage waktu.
Katanya, cobaan itu
kadang membuat kita semakin kuat dan pasti akan selalu ada hadiah indah dari
Allah atas apa yang kita telah usahakan. Dia terdampar di tempat kuliah
sekarang pasti karena rencana Allah, bahkan di tempat ini dia menemukan banyak
teman seiman yang menginspirasi dia,bisa bekerja, bisa mengajar. Bayangkan
kalau dia keluar negeri,mungkin bisa stress karena memang dia sangat katro dan
susah bergaul.
Dalam
Shahih al Bukhari, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda bahwa tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan tidak ada
kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum.
Sabda
nabi di atas juga sangat membantunya, optimis
telah membantunya menjalani semuanya, mengikhlaskan mimpi yang hanya bisa
menjadi hiasan dan berusaha menjalani kenyataan hidup sebaik-baiknya.
Ainum Hidayah
2 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar