Hari ini saya akan menulis tentang pemimpin walaupun pada hakikatnya saya tidak tau apa-apa mengenai kepemimpinan itu sendiri. Ini hanya hasil introspeksi diri dan observasi dari semua pengalaman yang telah dialami.
Menjadi seorang pemimpin adalah amanah yang luar biasa,walaupun dipilihnya seseorang menjadi pemimpin melewati banyak rintangan, melewati banyak jalan dan cara. Ada cara yang memang sesuai dengan syariat namun ada pula cara yang sangat 'melenceng'.
Tidak sedikit orang yang memimpikan untuk menjadi pemimpin,bahkan pemimpin kelas sekalipun atau pemimpin dalam barisan. Bahkan banyak sekaliorang yang telah mencatatkan dan menargetkan dalam tahunan impian mereka untuk menjadi pemimpin, entah menjadi pemimpin dalam organisasi ataupun pemimpin dalam negara.
TIdak akan ada yang keliru dari mimpi orang untuk menjadi seorang pemimpin. Karena ketika kita bermimpi menjadi pemimpin, yang ada dalam fikiran kita adalah bagaimana kita bisa memimpin dengan baik apa yang kita pimpin. Bagaimana agar kepemimpinan kita berjalan dengan baik, dan bagaimana inovasi-inovasi baru agar masa kepemimpinan kita dapatmembawa kemashlahatan bagi anggota kita.
Namun, pernahkah kita membayangkan bagaimana cara kita untuk tetap menjadi seorang pemimpin, dalam artian 'orang yang mengayomi, orang yangmenujukkan arah,orang yang selalu bekerja sama, orang yang selalu mendengar,dan orang yang bijak' untuk semua anggota-anggota kita dalam menjalankan kepemimpinan kita???
Mungkin saja kita selalu memikirkan itu bahkan kita punya beribu taktik yang sangat sempurna untuk kepemimpinan kita, namun apalah kita,kita hanyalah manusia biasa, yang harus belajar dari pengalaman yang kita alami.
Tidak akan ada pengalaman yang berulang, tidak akan ada masalah yang berulang. Karena Allah memang mempersiapkan semua skenario dengan sangat teratur.
Pada akhirnya, seorang pemimpin bukan hanya orang yang sangat 'sempurna'dari segi retorika, segi taktik, segi ide dan segi penampilan. Karena bisa jadi standar-standar itu menjadikan kita sebagai calon memimpin melupakan hal yang paling dasar dari sebuah kepemimpinan. Yaitu PEMIMPIN itu sangat beda dengan PIMPINAN.
Sebagai seorang pemimpin,kita perlu untuk membuat ide dan mendorong anggota kita dalam pencapaian visi dan misi kita, namun dalam hal ini kita bukanlah orang yang bisa seenaknya menginstruksikan perintah yang tidak sesuai dengan semestinya.
Pemimpin itu perlu mendengar, mendengar dari berbagi arah termasuk mendengar dari hatinya sendiri. Jangan sampai kita sebagai pemimpin kebakaran jenggot untuk menuntut anggota kita memenuhi tujuan organisasi dan pada akhirnya kita tidak lebih dari seorang pimpinan yang kejar tayang dan tidak memperhatikan keadaan anggotanya.
Semoga kita bisa mempersiapkan mimpi kita menjadi pemimpin yang bijaksana. Semoga kita menjadi pemimpin yang selalu mendengarkan dan selalu berbaik sangka.
Semoga kita menjadi pemimpin yang kuat dan bukan hanya sekedar PIMPINAN semata. Dan hanya kepada Allah tempat kita memohon petunjuk. :)
sedikit saya mengutip potongan artikel dari www.hidayatullah.com
Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin juz IImengatakan: “Sesungguhnya, kerusakan rakyat di sebabkan oleh kerusakan para penguasanya, dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama, dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan; dan barang siapa dikuasai oleh ambisi duniawi ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil, apalagi penguasanya. Allah-lah tempat meminta segala persoalan.” (Ihya’ Ulumuddin II hal. 381).
Menjadi seorang pemimpin adalah amanah yang luar biasa,walaupun dipilihnya seseorang menjadi pemimpin melewati banyak rintangan, melewati banyak jalan dan cara. Ada cara yang memang sesuai dengan syariat namun ada pula cara yang sangat 'melenceng'.
Tidak sedikit orang yang memimpikan untuk menjadi pemimpin,bahkan pemimpin kelas sekalipun atau pemimpin dalam barisan. Bahkan banyak sekaliorang yang telah mencatatkan dan menargetkan dalam tahunan impian mereka untuk menjadi pemimpin, entah menjadi pemimpin dalam organisasi ataupun pemimpin dalam negara.
TIdak akan ada yang keliru dari mimpi orang untuk menjadi seorang pemimpin. Karena ketika kita bermimpi menjadi pemimpin, yang ada dalam fikiran kita adalah bagaimana kita bisa memimpin dengan baik apa yang kita pimpin. Bagaimana agar kepemimpinan kita berjalan dengan baik, dan bagaimana inovasi-inovasi baru agar masa kepemimpinan kita dapatmembawa kemashlahatan bagi anggota kita.
Namun, pernahkah kita membayangkan bagaimana cara kita untuk tetap menjadi seorang pemimpin, dalam artian 'orang yang mengayomi, orang yangmenujukkan arah,orang yang selalu bekerja sama, orang yang selalu mendengar,dan orang yang bijak' untuk semua anggota-anggota kita dalam menjalankan kepemimpinan kita???
Mungkin saja kita selalu memikirkan itu bahkan kita punya beribu taktik yang sangat sempurna untuk kepemimpinan kita, namun apalah kita,kita hanyalah manusia biasa, yang harus belajar dari pengalaman yang kita alami.
Tidak akan ada pengalaman yang berulang, tidak akan ada masalah yang berulang. Karena Allah memang mempersiapkan semua skenario dengan sangat teratur.
Pada akhirnya, seorang pemimpin bukan hanya orang yang sangat 'sempurna'dari segi retorika, segi taktik, segi ide dan segi penampilan. Karena bisa jadi standar-standar itu menjadikan kita sebagai calon memimpin melupakan hal yang paling dasar dari sebuah kepemimpinan. Yaitu PEMIMPIN itu sangat beda dengan PIMPINAN.
Sebagai seorang pemimpin,kita perlu untuk membuat ide dan mendorong anggota kita dalam pencapaian visi dan misi kita, namun dalam hal ini kita bukanlah orang yang bisa seenaknya menginstruksikan perintah yang tidak sesuai dengan semestinya.
Pemimpin itu perlu mendengar, mendengar dari berbagi arah termasuk mendengar dari hatinya sendiri. Jangan sampai kita sebagai pemimpin kebakaran jenggot untuk menuntut anggota kita memenuhi tujuan organisasi dan pada akhirnya kita tidak lebih dari seorang pimpinan yang kejar tayang dan tidak memperhatikan keadaan anggotanya.
Semoga kita bisa mempersiapkan mimpi kita menjadi pemimpin yang bijaksana. Semoga kita menjadi pemimpin yang selalu mendengarkan dan selalu berbaik sangka.
Semoga kita menjadi pemimpin yang kuat dan bukan hanya sekedar PIMPINAN semata. Dan hanya kepada Allah tempat kita memohon petunjuk. :)
sedikit saya mengutip potongan artikel dari www.hidayatullah.com
Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin juz IImengatakan: “Sesungguhnya, kerusakan rakyat di sebabkan oleh kerusakan para penguasanya, dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama, dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan; dan barang siapa dikuasai oleh ambisi duniawi ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil, apalagi penguasanya. Allah-lah tempat meminta segala persoalan.” (Ihya’ Ulumuddin II hal. 381).
Komentar
Posting Komentar