"dia" adalah sosok yang sangat kucintai, bahkan melebihi diriku sendiri.
Sekuat apapun goncangan dalam hidupku,
dia akan selalu ada untukku.
tak peduli aku "salah" atau "benar"
dia akan selalu mendukungku.
Seringkali hati ini bersalah pada gelisahnya,tp
dia tetap menegurku
meneteskan air mata untuk kesalahanku padanya
dia tetap mencintaiku
aku sering menyalahkannya,
sering mengabaikannya
sering resah terhadap sikapnya
tapi dia selalu memahamiku.
yah..
"dia"
dia adalah ibuku, orang yang sangat protective terhadapku. Bak anak burung yang baru terlepas dari sangkarnya, dan tak pernah berlatih terbang jauh tanpa persetujuan orang tuanya, atau bahkan tak akan pernah berani mengambil resiko untuk hidup bebas. Karena hal inilah aku cenderung tak dewasa.
Namun , aku bangga dengan itu. Layaknya seorang pelari yang berhasil meraih medali emas di Liga Nasional, aku bersyukur dengan keadaanku. Banyak cara lain yang bisa kulakukan tanpa "bebas". aku sering merasa tidak puas dengan apa yang aku miliki, aku selalu membandingkan diriku dengan orang lain, yang bebas, dipercaya, dan mempunyai banyak teman-teman main. Tapi kekecewaan itu selalu terobati dengan ini :
"dia" yang ada ketika aku tersakiti
"dia" yang membelaku ketika tak satupun berani membela
"dia" yang memilihku ketika tidak ada yang memilih
dia selalu ada untukku
aku bangga kepadamu "ibu" ... apa yang kau berikan kepadaku tak akan pernah terbalaskan oleh apapun. bahkan oleh diriku sekalipun. Aku selalu ingin memberikan yang terbaik bagimu. ^^
Sekuat apapun goncangan dalam hidupku,
dia akan selalu ada untukku.
tak peduli aku "salah" atau "benar"
dia akan selalu mendukungku.
Seringkali hati ini bersalah pada gelisahnya,tp
dia tetap menegurku
meneteskan air mata untuk kesalahanku padanya
dia tetap mencintaiku
aku sering menyalahkannya,
sering mengabaikannya
sering resah terhadap sikapnya
tapi dia selalu memahamiku.
yah..
"dia"
dia adalah ibuku, orang yang sangat protective terhadapku. Bak anak burung yang baru terlepas dari sangkarnya, dan tak pernah berlatih terbang jauh tanpa persetujuan orang tuanya, atau bahkan tak akan pernah berani mengambil resiko untuk hidup bebas. Karena hal inilah aku cenderung tak dewasa.
Namun , aku bangga dengan itu. Layaknya seorang pelari yang berhasil meraih medali emas di Liga Nasional, aku bersyukur dengan keadaanku. Banyak cara lain yang bisa kulakukan tanpa "bebas". aku sering merasa tidak puas dengan apa yang aku miliki, aku selalu membandingkan diriku dengan orang lain, yang bebas, dipercaya, dan mempunyai banyak teman-teman main. Tapi kekecewaan itu selalu terobati dengan ini :
"dia" yang ada ketika aku tersakiti
"dia" yang membelaku ketika tak satupun berani membela
"dia" yang memilihku ketika tidak ada yang memilih
dia selalu ada untukku
aku bangga kepadamu "ibu" ... apa yang kau berikan kepadaku tak akan pernah terbalaskan oleh apapun. bahkan oleh diriku sekalipun. Aku selalu ingin memberikan yang terbaik bagimu. ^^
Komentar
Posting Komentar