Wah, Maaf tidak ada maksud untuk menakut-nakuti, apalagi mengancam. Hanya saja, saya ingin mengajak anda sekalian lebih jeli lagi membaca lingkungan tempat kita berpijak ini. Terkadang apa yang kita lakukan tidak pernah terfikirkan apa dampaknya ke depan. Hal-hal yang kecilpun, tanpa disadari bisa memiliki dampak yang besar, terlepas itu dari segi positif atau negatifnya.
Ada empat elemen terbesar bumi yang selama ini kita kenal. Keempat hal tersebut adalah air, tanah, udara, dan api. Empat elemen tersebut telah memiliki porsinya masing-masing. Sesuai dengan judul, dari keempat elemen tersebut, maka air adalah penyebab adanya sumur bor. Lebih tepatnya, kebutuhan manusia akan airlah yang mendorong mereka untuk menggunakan sumur bor.
Sumur Bor bisa dikatakan sebagai sumur galian pribadi yang praktis untuk menghasilkan air bagi si empunya rumah. Dewasa ini, keberadaan sumur bor tidaklah lagi menjadi hal yang jarang ditemukan di masyarakat. Mulai dari daerah perkotaan hingga ke daerah pedesaan, sumur bor menjadi fasilitas kesekian untuk melengkapi sebuah bangunan atau rumah.
Mari sejenak kita melirik ibukota negara kita tercinta ini, Jakarta. Tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk Jakarta saat ini semakin membludak.
Tabel Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Bulan : November 2010
Wilayah | WNI | WNA | Total | ||||
LK | PR | Jumlah | LK | PR | Jumlah | ||
Jakarta Pusat | 501.097 | 416.941 | 918.038 | 188 | 145 | 333 | 918.371 |
Jakarta Utara | 777.469 | 645.669 | 1.423.138 | 269 | 240 | 509 | 1.423.647 |
Jakarta Barat | 869.260 | 765.953 | 1.635.213 | 334 | 302 | 636 | 1.635.849 |
Jakarta Selatan | 1.061.605 | 831.443 | 1.893.48 | 407 | 250 | 657 | 1.893.705 |
Jakarta Timur | 1.430.270 | 1.204.085 | 2.634.355 | 127 | 109 | 236 | 2.634.591 |
Kep. Seribu | 11.524 | 10.529 | 22.0535 | 0 | 0 | 0 | 22.053 |
TOTAL | 4.651.225 | 3.874.620 | 8.525.845 | 1.325 | 1.046 | 2.371 | 8.528.216 |
Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi
Nah, jumlah penduduk yang meningkat akan semakin menunjukkan bahwa arus memberi dan menerima itu akan semakin tinggi. Memberi dalam hal ini adalah pemberian pelayanan. Sedangkan, menerima dalam hal ini adalah penerima pelayanan. Proses memberi dan menerima ini berlangsung dalam segala aspek di setiap sendi kehidupan masyarakat.
Kembali ke akar pembicaraan, yaitu mengenai sumur bor. Secara kasat mata memang dua kata ini tidaklah menjadi masalah. Kodrat kebanyakan manusia, terkadang hanya terpaku pada apa yang ditampilkan saja. Ibarat televisi, manusia sebagai penonton hanya menyaksikan apa yang disajikan sebuah televisi dalam sebuah program acara saja. Jarang ada penonton yang mau memikirkan bagaimana proses hingga acara tersebut bisa selesai lalu kemudian ditayangkan, kemudian apa dampak dari program acara yang ditonton tersebut. Begitu pula dengan sumur bor. Perilaku konsumtif manusia untuk menghadirkan sumur bor sebagai sebuah pelengkap, hanya membuat manusia tersebut berfikir apa manfaat yang mampu diberikan oleh sumur bor tersebut. Tapi, pernah tidak kita berfikir bagaimana bentuk sumur bor sesungguhnya? Lalu, apa dampak yang bisa ditimbulkannya?
Sumur bor yang digunakan selama ini, bagian bawahnya nampak jauh lebih lebar dan besar dibanding apa yang kita lihat dari atas. Ibaratnya, bagian bawahnya terdapat ruang kosong yang cukup besar. Nah, terbayang tidak, jikalau perumahan yang padat, saling berdekatan dan kemudian terdapat di pinggir pantai lalu masing-masing memiliki sumur bor, apa yang akan terjadi? Nah, saat ruang kosong yang dibawah sudah semakin melebar, tidak menutup kemungkinan bahwa ruang kosong dari rumah yang satu dengan yang rumah yang lain akan bertemu.
Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut adalah garis pantai menjadi tidak jelas. Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Yang terparah, bukan hal yang tidak mungkin apabila ruang kosong tersebut akan membuat letak daratan menjadi menurun, dan air laut naik. Yah, tidak ada yang mustahil. Tidak mungkin ada asap, jika tidak ada api. Tidak mungkin ada akibat jika tidak ada penyebabnya.
Volume air laut yang semakin meningkat membuat luas areal daratan semakin berkurang. Dengan penggunaan sumur bor yang sudah sangat menjamur, bukan hal yang tidak mungkin jika ibukota negara kita tercinta, Jakarta bisa tenggelam. Nah, ketika itu benar-benar terjadi, maka tidak ada pilihan lain selain memindahkan ibukota negara ke tempat lain dalam lingkup wilayah Indonesia tentunya. Wah wah harus berapa banyak lagi biaya yang harus dikuras dari negeri ini? Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan untuk memindahkan sebuah ibukota bukanlah keputusan yang tepat untuk sebuah negara, sekelas Indonesia. Mengapa saya mengatakan demikian? Jumlah kemiskinan di Indonesia tidak berada pada level terendah , artinya jumlahnya masih sangat banyak. Tentu untuk orang-orag yang masih peduli akan keberadaan negeri ini, mereka lebih memilih untuk menggunakan uang negara yang juga berasal dari rakyat untuk kembali melakukan peyejahteraan rakyat sesuai dengan kodratnya, daripada harus menggunakannya untuk pembiayaan pemindahan ibukota negara.
Solusi yang paling besar sebetulnya terdapat pada pribadi manusia masing-masing. Air adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Manusia bijak adalah manusia yang menggunakan sesuatu,namun tetap memperhatikan keseimbangan keadaan lingkungan sekitar. Hemat air adalah solusi yang paling tepat. Dengan berhemat, pemanfaatan air yang disediakan oleh pihak PDAM bisa memadai. “MEMADAI” dalam hal ini, mampu mengubah pola pikir manusia untuk senantiasa tidak egois di dalam memberikan kenyamanan pelayanan untuk dirinya sendiri. Paling tidak, air tetap bisa tersedia dan lingkunganpun bisa tetap terjaga kestabilannya.
Dewasa ini, lingkungan sudah menjadi perhatian banyak kalangan. Tidak saja untuk mereka yang memiliki jabatan yang tinggi, atau mereka saja yang bekerja pada lingkup kedinasan lingkungan hidup, atau dari pihak PDAM sendiri. Tidak percaya? Silahkan klik www.mudaers.com . Tidak semua anak-anak muda sekarang hanya berfikir bagaimana melayani kehidupan mereka, tetapi mereka juga berfikir pelayanan apa yang mereka mampu berikan kepada lingkungan tempat mereka berada sekarang. “Kompetisi WEB Kompas MuDA & AQUA” adalah sebuah event yang begitu bermanfaat. Megapa demikian? Karena, akan terlihat begitu jelas bahwa air adalah kebutuhan pokok yang tidak selamanya tersedia dalam jumlah yang memadai. Maka dari itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran untuk tetap menjaga eksistensi air untuk masa depan tanpa mengganggu stabilitas lingkungan yang lain. Mari, budayakan hemat air untuk masa depan!
Sumber:
http://id.pandapedia.com/wiki/Pantai diakses pada tanggal 11 Februari 2011, pukul 12.40 WITA
http://www.kependudukancapil.go.id/index.php/component/content/4?task=view diakses pada tanggal 11 Februari 2011, pukul 12.30 WITA
www.mudaers.com diakses pada tanggal 11 Februari 2011, pada pukul 12.15 WITA
Memang ketersediaan air bersih tidak dapat mengimbangi peningkatan pertambahan penduduk. Ketersediaan air bersih semakin menurun dari tahun ke tahun akibat ulah manusia. kita tak perlu membuat sumur bor yang bisa mengakibatkan bencana tapi dengan cara penghematan. saya pernah mengikuti sosialisasi waktu masih sma dan ternyata pemikiran saya tentang air itu tak terbtas jumlahnya untuk dipakai manusia ternyata salah. ternyata ada pihak yang bekerja matia-matian untutk menjalan proses untuk mendapatkan air bersih itu...semoga saya juga tak lagi terlalu banyak membuang2 air...hehehe semoga tak ada lahar dingin di makassar...amiin
BalasHapusmembacany, membuatku berpikiran "besok-besok pas mandi, aku nggak pake air banyak* dehh.."
BalasHapus